Search This Blog

Wednesday, November 22, 2017

MASYA ALLAH UNGKAPAN KERINDUAN HABIB SYEKH KEPADA TGB

SEMOGA BERMANFAAT
Ungkapan Kerinduan Habib Syech Kepada TGBFoto Muhammad Zulkarnaen.
===========================
“Saya ini sebetulnya sudah lama mengikuti beliau ini (red:TGB. Dr. KH. M. Zainul Majdi, MA). Saya lihat di youtube dan lain-lain, saya mengatakan ya Allah kapan saya bisa berjumpa dengan beliau. SubhanaAllah saya dikabarkan akan menghadiri acara sama beliau. Ini merupakan suatu anugerah”.
SubhanaAllah. Inilah ungkapan kerinduan yang tulus dari salah seorang keturunan Rasulullah SAW kepada Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. KH. M.Zainul Majdi, MA. Ia adalah Habib Syech Abdul Qodir Assegaf yang suara merdunya sering kita dengar melantunkan sholawat nabi. Ungkapan ini Ia ucapkan di hadapan puluhan ribu jamaah yang menghadiri acara Kalbar Bersholawat, Sabtu, (18/19) malam di Halaman Masjid Raya Mujahidin Pontianak.
Dari bawah panggung, saya menyaksikan langsung bagaimana keceriaan dan kegembiraan Habib Syech bertemu dengan TGB.” Dalam keadaan yang sakit, dalam keadaan yang capek tapi saya merasa gembira dan bahagia bahwa saya bisa bersama dengan beliau, saudara saya fillah di dunia sampai akhirat insyaAllah,” ungkap pengasuh majelis Ahbabul Musthofa ini.
Meski perjumpaan Habib Syech dengan TGB merupakan perjumpaan yang pertama namun terlihat sangat akrab seperti perjumpaan saudara atau sahabat yang telah lama tidak bertemu. Sesekali Habib Syech terlihat merangkul TGB dengan penuh gembira.
“Perjumpaan kekasih dengan yang dikasihininya ini merupakan perjumpaan yang luar biasa. Mudah-mudahan Allah memperjumpakan saya dengan datoknya (Red: TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid). Datoknya adalah seorang yang sangat luar biasa. Beliau adalah keturunan orang yang hebat Alhamdulillah. Salah satu gubernur kita yang menghafal al-Qur’an,” paparnya dengan penuh ceria
Di akhir ceramahnya, Habib Syech tak lupa mendoakan TGB dan keluarganya supaya selalu dalam lindungan Allah SWT berkat al-Qur’an.
“Mudah-mudahan al-Qur’an mencintai beliau dan beliau selalu mencintai al-Qur’an. Mudahan beliau juga dapat terus menerapkan al-Qur’an dalam keseharian beliau dan dalam menjalankan amanah sebagai gubernur. Mudah-mudahan beliau dan keluarga terjaga dari segala mara bahaya dan fitnah berkat al-qur’an,” Do’a Habib Syech mengakhiri ceramahnya kemudian dilanjutkan dengan pembacaan sholawat nabi yang diiringi dengan hadroh. (MZ Suara NW)

Wednesday, November 1, 2017

FOTO TGB BERSAMA DIMAS SETO DAN TENGKU WISNU

SEMOGA BERMANFAAT
Foto SaYa TGB.
TGB KH. M. ZAINUL MAJDI. MA

tidak hanya figur seorang ulama
tidak hanya seorang guru ataupun gubernur

beliau adalah panutan bagi kami
foto beliau saat bersama artis
bersama tengku wisnu dan dimas seto
masya Allah pandai bergaul dengan siapapun




TAUTAN TGB DI MASJID DARUSSALAM KOTA WISATA

SEMOGA BERMANFAATFoto Masjid Darussalam Kota Wisata.
Tabligh Akbar 28 Oktober 2017 oleh 
Masya Allah TGB AGAIN TGB AGAIN

gubernurku 
guruku
masyaikh q
panutan q
 Dr. KH. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A. Tema “Islah”.
Jika terjadi segala sesuatu diantara umat Islam, maka damaikanlah. Semangat Islah harus terus dibangun dalam skala kecil di keluarga maupun skala besar bangsa bahkan dunia.
Surat Al-Hujuraat ayat 9 dan 10.
9. Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
10. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

TGB AGAIN TGB AGAIN Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan Pusat (TP2GP),

SEMOGA BERMANFAATFoto Sahabat TGB.

Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan Pusat (TP2GP), hari ini Senin (30/10/2017) mengunjungi Daerah Seribu Masjid Provinsi NTB guna melihat dari dekat antusiame, harapan dan ikhtiar seluruh masyarakat NTB yang telah lama sangat berharap Gelar Pahlawan Nasional dapat dianugerahkan kepada Maulana Syeikh, TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid.
Kunjungan tim peneliti yang dipimpin ketua rombongan Dr. Sudarnoto yang juga Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama dua pejabat Direktorat Kepahlawanan Kemensos RI, Daniel Saleeha dan Luberto Azis tersebut diterima Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi di ruang kerjanya didampingi Sekda NTB, Ir. H. Rosiady Sayuti, Ph.D., Kadis Sosial, H. Aksanul Khalik dan Karo Humas dan Protokol Setda NTB, H. Irnadi Kusuma.
Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan Gubernur NTB yang sekaligus cucu Maulana Syeikh saat menerima tim tersebut meminta doa dan dukungan kepada semua pihak, terutama masyarakat NTB agar Maulana Syeikh segera ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. TGB menegaskan bahwa hanya NTB yang belum memiliki pahlawan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena itu, perjuangan dan dedikasi Maulana Syeikh sebagai putra terbaik NTB selama hidupnya menurut TGB, layak untuk diberikan gelar pahlawan nasional. Ini juga merupakan do’a dan harapan yang sudah lama dinantikan oleh seluruh masyarakat NTB.
Kepada Tim tersebut, TGB menceritakan bahwa Maulana Syeikh telah menjadi sosok kebanggaan masyarakat NTB. Tidak hanya pada masa hidupnya, namun sampai dengan saat ini Ilmu dan pengabdian beliau tetap menjadi pedoman bagi generasi NTB. Maulana Syeikh lanjut TGB, telah berhasil membangun dan merintis kebersamaan, tidak hanya bagi masyarakat NTB tetapi juga bagi masyarakat Indonesia. “Beliau membangun daerah dan bangsa ini dengan merangkul semua komponen masyarakat melalui pendekatan agama,” Tegas TGB saat itu. #presidenri#ntb #gubernurntb #tgb #ntblomboksumbawa #ntbbersaingseiahtera #lombok#sumbawa #indonesia #humas #humasntb

Tuan Guru Bajang Seorang Fast Learner

SEMOGA BERMANFAATFoto Muhammad Zulkarnaen.Foto Muhammad Zulkarnaen.
Tuan Guru Bajang Seorang Fast Learner
==========================
“Selama ini, figur sosok ulama’ itu lemah dalam teknokratik manajemen administrasi. Beliau ini (red. TGB) perform, kuncinya belajar terus. Ternyata, dia fast learner (pembelajar yang cepat)”.
Pernyataan tersebut bukanlah pernyataan dari saya. Itu adalah pernyataan dari seorang profesor, rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta selama dua periode yaitu Profesor. Komarudin Hidayat. Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Komar, sapaan akrabnya dalam sebuah acara talkshow pada program Mata Najwa yang tayang pada Rabu, 26 Oktober 2016 di Stasiun Metro TV Jakarta.
Keluarnya pernyataan Prof. Komar tersebut yang ditujukan kepada Gubernur NTB TGB. Dr. TGH. M. Zainul Majdi tentu bukan sembarang berucap. Ia pasti telah banyak mendengar, membaca, dan menyaksikan secara langsung sepak terjang atau track record TGB selama memimpin NTB.
Hal yang juga cukup membuat Guru Besar Filsafat Agama ini memberikan nilai plus kepada sosok TGB adalah sosoknya yang seorang Tuan Guru atau Kiyai lulusan Tafsir al Qur’an Univesitas al Azhar Mesir namun ia terus belajar bagaimana mengelola pemerintahan yang baik. Proses belajarnyapun sangat cepat atau dalam istilah Prof. Komar: Fast Learner sehingga ia mampu menjalankan pemerintahan dengan sangat baik. Hal ini terbukti dari berbagai prestasi dan kemajuan yang tampak di NTB sejak awal pemerintahannya 2008 yang lalu.
”Beliau (red. TGB) sebagai contoh seorang pemimpin yang agamis, tapi kemudian punya kemampuan transformatif langsung kepada masyarakat. Jadi tidak berhenti pada retorika, cermah-cermah, tapi langsung transformatif,” ungkap Prof. Komar dengan nada tegas.
Lebih lanjut, Prof. Komar pada acara talkshow yang mengangkat tema Komandan Daerah tersebut memaparkan, Indonesia atau bahkan dunia harus banyak yang muncul sosok seperti Tuan Guru Bajang.
“Kalau model-model seperti ini, bisa diperbanyak tokoh seperti ini, maka kemudian tema-tema bahwa agama itu adalah rahmat bagi semesta, bahwa agama itu empowering society, ini terwujud. Jadi, menggeser yang agama sebatas retorika-retorika,” katanya menutup komentarnya yang disambut dengan tepuk tangan oleh audiens yang berada di dalam studio.

DEKLARASI LOMBOK TGB AGAI TGB AGAIN

SEMOGA BERMANFAAT
DEKLARASI LOMBOKFoto SaYa TGB.
Konferensi Internasional dan Multaqa Nasional Alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia diselenggarakan selama tiga hari, mulai tanggal 17 sampai 19 Oktober 2017, di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Para narasumber pada konferensi itu memaparkan 45 kertas kerja yang mendiskusikan berbagai isu keislaman. Para pembicara memberikan apresiasi kepada Al-Azhar dan Imam Besar Prof. Dr. Ahmed El-Tayeb, Syaikh Al-Azhar atas upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menyebarkan moderasi Islam (wasathiyah).
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifudin, dan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi yang telah memberikan dukungan penuh terhadap terselenggaranya konferensi dan Multaqa.
Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar menegaskan bahwa:
1. Wasathiyah dalam Islam adalah sikap seimbang dalam pemikiran dan perilaku yang ditandai antara lain dengan hidup harmonis dengan berbagai komponen masyarakat. Rasulullah telah memberikan contoh hidup berdampingan dengan rukun dan damai dalam masyarakat Madinah di bawah konsep “al-muwathanah” (kesamaan kedudukan sebagai penduduk dan warga negara). Setiap warga, baik Muslim, Yahudi, maupun Nasrani, memiliki hak dan kewajiban yang sama, seperti yang tercantum dalam Piagam Madinah.
2. Agama Islam melalui Al-Quran dan Hadis telah secara sangat jelas menanamkan keimanan kepada semua ajaran dan kitab suci samawi ke dalam hati para pemeluknya. Islam juga menjamin kebebasan beragama kepada setiap warga yang tinggal di dalam satu wilayah dan satu negeri yang sama, sesuai firman Allah swt.: Tidak ada paksaan dalam beragama. Islam menjamin rasa aman bagi setiap orang yang berada di wilayahnya, tanpa melihat latar belakang agama, etnik dan golongan yang dianutnya.
3. Dalam pandangan Islam manusia berasal dari satu nenek moyang yang sama. Kesamaan itu meniscayakan perlunya saling mengenal yang pada gilirannya membuahkan kerja sama dalam melakukan kebajikan. Kesamaan itu juga meniscayakan perlunya memelihara kehormatan, darah, dan harta setiap manusia, apa pun agama yang dianutnya, selama tidak dalam kondisi peperangan.
4. Al-Azhar telah mengemban misi wasathiyah Islam selama lebih dari seribu tahun, dan terbukti mendapat sambutan hangat di seluruh belahan bumi. Hal itu karena metode yang dikembangkan dan diajarkan dibangun di atas dua pilar utama; ilmu-ilmu tekstual berdasarkan Al-Quran dan Hadis dan ilmu-ilmu kontekstual yang sejalan dengan akal pikiran manusia. Dengan demikian, para alumni Al-Azhar berkeyakinan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal. Al-Azhar juga mengajarkan budaya menghormati keragaman, mengembangkan hidup harmoni dan menghormati pendapat serta prinsip-prinsip dalam hubungan antar umat beragama.
Beradasarkan itu, para peserta merekomendasikan:
1. Perlunya memperluas jaringan alumni Al-Azhar dengan membuka cabang di seluruh belahan dunia, untuk secara bersama-sama dan bahu membahu memerangi pemikiran ekstrem dan radikal, antara lain pemikiran yang menghalalkan darah dan tindakan kriminal dengan mengatasnamakan agama.
2. Perlunya menyusun rencana dan langkah kongkrit terkait wacana keagamaan kontemporer yang melandasi kerukunan hidup umat manusia, menjauhi ujaran kebencian dan tindak kekerasan, menghormati sesama manusia, memelihara kehormatan jiwa, mencintai tanah air dan bela negara, serta mengukuhkan sikap moderat dan toleran.
3. Perlunya membuat perencanaan dan langkah-langkah kongkrit melalui pelatihan para dai dalam menghadapi fenomena ekstremisme, radikalisme dan fanatisme beragama, serta isu-isu terkait.
4. Perlunya menyebarluaskan secara massif respons ulama Al-Azhar terkait isu-isu yang mengancam kehidupan beragama yang moderat melalui jaringan alumni dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Perlunya menyebarluaskan teologi Asyari dalam masalah akidah yang merupakan benteng pelindung Islam dari pemikiran dan ideologi ekstrem dan radikal. Teologi Asyari tidak membenarkan tindakan saling mengkafirkan sesama orang yang berkiblat ke Kakbah.
6. Perlunya sikap kehati-hatian dalam menerima fatwa keagamaan yang ada di media sosial. Fatwa kegamaan harus merujuk kepada sumber-sumber yang otoritatif dengan memperhatikan kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat.
7. Perlunya membentuk komite khusus untuk menindaklanjuti keputusan dan rekomendasi yang dihasilkan.
Mataram, 19 Oktober 2017
Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia
Ketua Umum
Dr. TGB. M. Zainul Majdi
Mustasyar,
Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA